RANGKUMAN MATERI KELAS XI MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
PENGANTAR
Pada dasarnya,
pelajaran seni rupa untuk kelas XI adalah lanjutan materi di kelas X. soal –
soal yang akan dibuat sebenarnya adalah “percampuran” dari Pelajaran kelas X
dan XI (semester 1). Berikut adalah rangkuman dari materi kelas X dan XI
(Semester 1) semoga dapat membantu kalian dalam belajar Mata Pelajaran Seni
Budaya. Sukses untuk kalian.
Penulis
A.
SENI RUPA
a.
Apresiasi
Seni
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin, Appretiatus yang artinya penilaian/penghargaan.
Apresiasi dilihat dari Bahasa Inggris, Appreciate, yang artinya menentukan atau
menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya, menikmati kemudian
menyadari kepekaan rasa dan menghayati.
Mengapresiasi artinya berusaha mengerti tentang seni dan
menjadi peka terhadap segi-segi di dalamnya, sehingga secara sadar mampu
menikmati dan menilai karya dengan semestinya.
Apresiasi Seni adalah suatu proses penghayatan suatu
karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta
penghargaan pada pembuatnya.
Secara umum, Apresiasi dapat diartikan sebagai kesadaran
menilai lewat penghayatan suatu karya seni.
Kegiatan Apresiasi yaitu melakukan pengamatanm pemahaman,
penilaian atau mengevaluasi serta mengkritik.
Kegiatan seni adalah kegiatan yang berbeda dengan
kegiatan manusiawi yang lain, karena mempunyai sifat yang khusus dan istimewa.
Kegiatan seni merupakan kegiatan member kesan tentang
dunia disekitar kita lewat sentuhan – sentuhan artistik dan estetik/seni dan
keindahan pada ciptaan yang ada.
Proses
apresiasi terbentuk dari dua kemungkinan, yaitu Afektif dan Kreatif. Proses
apresiasi afektif terjadi apabila pengamatan seni cepat mengalami empati dan
rasa puas.
Proses
apresiasi kreatif terjadi apabila pengamat seni sadar dalam melakukan
penghayatan dan penilaian serta menggunakan aspek logika dalam menentukan nilai
suatu karya seni.
Apresiasi
kreatif dapat didefinisikan sebagai proses aktif dan kreatif sehingga secara
efektif pengamat dapat memahami nilai seni, yaitu untuk mengalami pengalaman
estetik.
Dalam proses
apresiasi kreatif dapat melalui beberapa tahapan khusus, antara lain :
1.
Pengamatan
objek karya seni
Menurut Verbeek, pengamatan bukanlah mengunakan satu indra
saja, melainkan pemberdayaan seluruh pribadi. Yang artinya: ketajaman
pengamatan seseorang tergantung pada pengetahuan pengetahuan, pengalaman,
perasaan, keinginan dan anggapan seseorang.
Pengamatan terhadap objek/hasil karya seni merupakan
pengamatan terhadap suatu objek yang terdiri atas totalitas yang penuh arti.
2.
Aktivitas
fisiologis
Tindakan nyata untuk melakukan sesuatu
3.
Aktivitas
psikologis
Terjadinya persepsi sampai dengan evaluasi kemudian
timbul interpretasi imajinatif dan dorongan berbuat kreatif
4.
Aktivitas
penghayatan
Terjadinya sebuah perenungan terhadap sebuah objek
5.
Aktivitas
penghargaan
Terjadiya sebuah evaluasi terhadap objek. Evaluasi dapat
berapa saran dan kritikan
Dalam proses
penciptaan karya seni, seorang seniman atau kreator seni harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1.
Konsep/gagasan
Konsep/Ide datang dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
a.
Ide
datang lebih awal
Ketika seniman telah memiliki ide tertentu, langkah
selanjutnya baru menentukan media, teknik dan penyelesaian ide
b.
Ide
datang setelah melihat media
Ketika seniman menemukan ide setelah mengamati media.
Bentuk ditemukan dari media yang ada sebagai bentuk frontal (Shape)
2.
Teknik
adalah cara yang digunakan dalam membuat karya, hal ini
terkait dengan media yang dihadapi dan dikerjakan
3.
Corak
atau gaya
setiap daerah memiliki bentuk yang berbeda dari ragam
hias dan teknik penyelesaian karya
4.
Keunikan
atau ciri khusus
yang dimiliki antar daerah dan bangsa berbeda-beda
b.
Unsur
– Unsur Seni Rupa
a.
Garis
adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture,
dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah
tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus,
tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring,
patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Kesan lain dari garis
ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode tertentu, dan
lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai kesan
tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun
juga agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang
ditimbulkannya, dan tentu saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan
warna-warnanya.
b.
Bidang
dalam seni rupa merupakan salah satu
unsur seni rupa yang terbentuk dari
hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi,
menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara
lain, bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak
lainnya
c.
Bentuk
dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis
(form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat
oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak
teratur dan sebagainya. Sedang bentuk plastis ialah bentuk benda yang terlihat
dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari benda tersebut, contohnya
lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar kotak persegi
empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
d.
Ruang
dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa udara.
Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang negatif
dan ruang positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud bentuk,
sedang ruang positif adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud bentuk.
e.
Warna
merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan karya
desain. Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai kesesuaian
dengan kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat dikelompokkan berdasarkan jenis
warna, sifat warna, dan makna warna.
1)
Jenis
warna
Dalam
sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah pigmen yang dapat
dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai berikut :
-
Warna
primer, yaitu tiga warnapokok yakni merah, biru, dan kuning.
-
Warna
sekunder / biner, yaituperpaduan antara 2 warna primer
-
dan
menghasilkan warna hijau,jingga dan ungu.
-
Warna intermediate, yaitu percampuran antara warna
primer dengan warna sekunder, menghasilkan warna kuning hijau,hijau-biru,
biru-ungu, merah-ungu,merah-jingga, dan kuning-jingga.
-
Warna
tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna
intermediate
dan menghasilkan sebanyak 12 warna.
-
Warna quarterner, yaitu pencampuran warna
intermediate dengan warna tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna.
Lingkaran Warna
2)
Sifat
warna
Sifat
warna dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
: hue, value, dan
intensity.
-
Hue
Hue adalah istilah
yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat,
ungu, jingga, dan warna lainnya. Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah
dengan kuning adalah perbedaan dalam hue.
-
Value
Value adalah
istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau harga dari hue. Untuk
mengubah value, misalnya dari merah normal ke merah muda dapat dicapai dengan
cara menambahputih atau mempercair warna tersebut hingga memberi kesan terang.
Dan untuk memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan menambah
hitam. Value yang berada dipertengahan disebut middle value dan yang berada di atas middle
value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya disebut low value. Value yang lebih terang dari warna normal disebut tint
dan yang lebih gelap disebut
shade. Close value adalah value
yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang.
-
Intensity
Intensity atau chroma adalah istilah untuk menyatakan
cerah atau
suramnya
warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang intensitasnya penuh
nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas, sedang warna-warna yang
intensitasnya rendah nampak lebih lembut.
Berdasarkan
paduan warna (colour scheme), warnadapat dibagi dalam tiga tipe yakni
*
Warna
monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu
warna, misalnya urutan dari merah tua sampai ke merah yang paling muda.
*
Warna
Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam kedudukan berhadap-hadapan,
memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga,
dan merah kontras hijau.
*
Warna
analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa
warna, misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan, dan
kuning.
3)
Makna
Warna
Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai
makna yang berbeda, antara lain sebagai berikut :
-
Merah
mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah, berani, hidup, riang
dan dinamis.
-
Putih
mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur.
-
Kuning
mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan benci.
-
Kuning
emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya.
-
Coklat
mempunyai makna stabil dan kukuh.
-
Jingga
mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan agung.
-
Biru
mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan dan setia.
-
Hijau
mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah, pertumbuhan, dan harapan.
-
Merah
muda mempunyai makna romantis, dan ringan.
-
Ungu
mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah, berduka cita, dan
mengandung rahasia.
-
Hitam
mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib, tegas, dan dalam.
Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat.
Pemaknaan warna yang terkait dengan warna sebagai simbol, di masing-masing
daerah atau wilayah, akan berbeda, sesuai dengan pemaknaannya dalam budaya
setempat.
Contoh :
bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda
sesuai daerah setempat. Di Yogjakarta, bendera merah, di Jakarta – kuning, di
Sulawesi – putih, di Sumatera – merah, dan sebagainya.
Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di
Indonesia berarti marah atau berani.
4)
Kombinasi
Warna
Cara
menyusun atau memadukan dua warna atau lebih dalam sebuah komposisi
-
Kombinasi
Warna yang harmonis
Kombinasi
antara warna-warna yang serumpun, letaknya berdekatan dengan lingkaran warna.
Misalnya : hijau tua dengan hijau muda.
-
Kombinasi
warna yang kontras
Kombinasi
antara warna-warna yang berlawanan letaknya dalam lingkaran warna. Misalnya : Hijau
dengan Merah
-
Kombinasi
warna analog
Dua
atau tiga corak warna yang berdekatan letaknya dalam lingkaranan warna.
Misalnya : Biru, Ungu, Merah
5)
Penggunaan
Warna
-
Cara
Heraldis (pengertian dan contoh sudah dijabarkan dalam MANKNA WARNA)
-
Cara
Murni, penggunaan warna secara lebih bebas. Misalnya Pohon dicat warna merah,
Kuda dicat warna hijau,dll
-
Cara
Naturalis, penggunaan warna sesuai dengan aslinya yang terdapat pada alam.
Misalnya : warna daun adalah hijau
f.
Tekstur
Tekstur
adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu. Suatu
permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak mungkin juga
kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni tekstur nyata dan
tekstur semu, sebagai berikut :
1)
Tekstur
nyata
Tekstur
nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang dikarenakan adanya
perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur wool berbeda dengan kapas,
kain sutera berbeda dengan plastik, dan lain sebagainya. Tekstur ini dapat
dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur buatan dan tekstur reproduksi.
Tekstur alam adalah tekstur yang berasal langsung dari alam, misalnya daun,
kulit kayu, permukaan batu, dan lainnya. Tekstur buatan adalah tekstur yang
tercipta dari susunan benda-benda alam, seperti tikar (dari daun yang disusun),
goni (dari pasir dan kertas). Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang
dibuat melalui reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper.
2)
Tekstur
semu
Tekstur
semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba ternyata sama
saja. Tekstur ini hadir karena adanya unsur gelap terang atau karena unsur
perspektif.
Selain
nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan kesan berat dan
ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian luarnya dilapisi
dengan karton maka akan memberi kesan ringan dan kosong.
c.
Karya
Seni berdasarkan jenis matra (dimensi)
-
Dwi
Matra, karya seni rupa berbentuk datar atau dua ukuran (panjang dan lebar) yang
hanya dapat dipandang dari arah depan saja. Misalnya : gambar,lukisan,dll
-
Tri
Matra, karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, tinggi, dan volume yang
dapat dipandang dari berbagai sisi atau arah pandang. Misalnya : patung,
keramik, seni bangunan (arsitektur)
d.
Karya
Seni berdasarkan teknik pembuatannya
-
Handmade
(buatan tangan)
-
Masinal
(dikerjakan oleh mesin)
-
Komputer
e.
Karya
Seni berdasarkan tujuan pembuatannya
-
Karya
seni murni sebagai media berekspresi, rekreasi, terapi, dan komunikasi
-
Karya
seni terapan diciptakan untuk tujuan fungsional
f.
Karya
Seni berdasarkan Aliran – Alirannya
-
Naturalisme
Aliran
ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan kesesuaian dengan
keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh yang paling
terlihat adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau landscape.
-
Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan biasanya
memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat tertentu.
Contoh aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan, atau
peristiwa yang memilukan.
-
Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal,
atau petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan berbagai perilaku
dan karakter manusia yang dilebih lebihkan.
Para pelukis ini antara lain Eugene delacroik (1798-1963), JeanBaptiste
Camille Corot (1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya inijuga berkembang di
Jerman, Belanda, dan Perancis.
-
Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang mengejek pada
karya Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun
1874. Karya ini menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan
dalam bentuk yang samar dan warna kabur dan olehsebagian kritikus seni disebut
sebagai “impresionistik “, suatu lukisanyang menampilakan bentuk yang sederhana
dan terlampau biasa.
-
Ekspresionisme
Adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasanakesedihan,
kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan
ekspresif.
Salah seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincent
van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa
yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu
lukisannya yang terkenal adalah “Malam Penuh Bintang“(1889), yang
mengekpresikan gairah yuang tinggi sekaligus perasaan kesepian.
-
Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).
Pada tahun 1909 berkembang aliran kubisme Analistis yang mengembangkan
konsep dimensi empat dalam seni lukis. Dan dimengerti sebagai konsep dimensi
ruang dan waktu dalam lukisan. Pada setiap sudut lukisan terlihat objek yang
dipecah-pecah dengan posisi waktu yang berbeda. Sedangkan Kubisme Sintetis,
pelukisannya disusun dengan bidang yang berlainan yang saling tumpang dan
tembus.
-
Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara lain
Vladimir Tattin, Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan
berbagai karya seni berbentuk tiga dimensional namun
wujudnya abstrak. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan modern seperti
besi beton, kawat, bahkan plastik.
-
Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak terbatas
pada bentuk-bentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan
tanpa mengindahkan bentuk asli di alam.
Kadinsky dan PietMondrian marupakan sebagian perupa beraliran abstrak ini.
Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat
dengan wujud di alam.
-
Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan
hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai
karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur rupa yang
tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi
lukisan “Monalisa “ karya
Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi
dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
-
Surealisme
Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara
verbal, tertulis maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga penuh
fantasi dan di luar kewajaran.
-
Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan berbagai
sumbergaya yang ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang menjadi
sumber inspirasi dari gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive sejumlah
suku bangsa di Afrika, karya seni pra-sejarah, seni Amerika Latin, gaya esetik
Mesir Purba, dan Yunani Kuno.
Tokoh-tokoh seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping
sebagai tokoh Kubisme), Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry Moore,
dan Gabo.
-
Posmodernisme
Istilah seni ini umumnya disebut seni kontemporer yaitu mengelompokan
gaya-gaya seni rupa yang sezaman dengan pengamat atau yang menjadi
kecenderungan popular dan dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh
tahun terakhir hingga sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah seni
modern. Jika dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan
penggalian gaya baru, dalam seni Posmodern ungkapan seni
lebih ditekankan kepada semantika (makna rupa) dan semiotika (permainan
tanda rupa).
g.
Tokoh
Seni Rupa (Pelukis)
·
Golongan
pelukis yang menggambarkan bentuk – bentuk alamiah dan kepersisan visual yang
mewakili kelompok naturalism dan realisme. Pelukisnya terdiri dari: S.Sudjono,
Sudarso, Dullah, Wardoyo, Wahdi, Basuki Abdullah,dll
·
Golongan
pelukis yang menampilkan kesadaran subyektif (ekspesionisme) pelukisnya antara
lain : Krisna Mutajab, Zaini, Popo Iskandar, dll
·
Golongan
pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk abstrak non figuratif. Pelukisnya
adalah : Fajar Sidik, Aming Prayitno, Umi Dakhlan, dll
·
Golongan
pelukis yang menampilkan bentuk – bentuk dekoratif. Pelukisnya antara lain :
Suparto, Widyat, Mulyadi W, dll
h.
Seni
Kriya Batik
Seni kriya batik yang berkembang pada masa sekarang merupakan kelanjutan
seni kerajinan batik sebelumnya. Daerah-daerah perkembangan batik di Jawa Barat
masa sekarang terdapat di daerah Cirebon.
Dalam pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu
dengan cara ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis,
dengan cara di cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan
tali/benang dinamakan batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen
yang kemudian kita namakan batik cetak atau batik printing.
Pembuatan motif pada batik tulis, dibuat dengan cara memberikan malam
dengan alat canting/kuas ke atas permukaan kain yang telah digambar sebelumnya.
Sedang pemberian motif pada batik cap dibuat dengan menggunakan cap atau
stempel logam yang permukaannya telah diberi malam lalu dicetakkan pada
permukaan kain. Pemberian motif pada batik printing dibuat dengan cara
mencetakkan larutan napthol yang telah dikentalkan ke atas permukaan kain
dengan menggunakan alat rakel.
Sedangkan pemberian motif pada batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali
plastic atau benang hingga menjadi motif yang diinginkan. Proses berikut
adalah pencelupan kain ke larutan naptol, garam warna dan air pembilas. Khusus
untuk batik printing langsung dicelupkan kelarutan garam warna. Untuk
menghasilkan warna batik yang baik proses pencelupannya harus diakukan
berulang-ulang.
Proses selanjutnya disebut proses pelorotan malam. Caranya kain yang telah
selesai pada proses pencelupan, dicelupkan kembali ke dalam air panas yang
telah diberi bubuk soda abu atau soda ASH.
Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain,
selendang, taplak meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan
lain-lain. Bahasan berikut adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan
tahap-tahap dalam pembuatan karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan
Anda perhatikan dengan saksama.
·
Tahap
pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah kain katun, pola
gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja kaca. Pembuatan gambar
motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola / mall yang
telah disiapkan atau bias juga dengan cara menuliskan langsung di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya dilakukan di atas
meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin / kotor maka kain harus
dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud agar dalam proses
pencelupan nanti warna mudah menyerap.
·
Tahap
pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
§
Kain,
jenis kain yang digunakan untuk membatik adalah jenis kain yang bahan bakunya
terbuat dari kapas (katun) atau sutera, misalnya kain blacu, poplin, birkolin,
santung, prima, premisima, vealisima, linen, dan sutera.
§
Malam,
malam untuk membatik terdiri atas malam lowong (warnanya
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat, sifatnya kurang
liat),dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah retak).
§
Canting,
canting yang digunakan untuk membatik terdiri dari canting cecek (lubangnya
kecil), canting klowong (lubangnya sedang) dan canting nembok (lubangnya
besar).
§
Peralatan
penunjang, alat penunjang yang digunakan dalam tahap ini adalah kompor kecil,
kenceng, panci, dan lainnya.
·
Tahapan
pemberian warna pada batik tulis
§
Pemberian
warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan dengan cara menyapukan
warna rapid ke bagian-bagian gambar yang diinginkan. Fungsi warna ini hanya
sebagai variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid dibuat dengan cara
mengaduk rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian diberi air dingin dan
diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1 sendok makan rapid : 2
sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
§
Proses
pencelupan
§
Proses
pencelupan dalam membuat batik dilakukan dalam tiga langkah.Pertama pencelupan
pada larutan naptol (bak I), kedua pencelupan pada larutan garam warna (bak
II), dan ketiga pencelupan pada air pembilas (bakIII). Untuk menghasilkan warna
yang memuaskan, proses pencelupan dilakukan berulang-ulang.
§
Tahap
melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan malam pada kain batik
yang telah
selesai pada proses pencelupan, dilakukan dengan cara
memasukkan kain ke dalam bak yang berisi air panas yang telah dicampur soda abu
(Soda ASH) dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya kain dimasukkan ke
dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga malamnya lepas dan
selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan dianginanginkan.
·
Peralatan Membatik
§
Canting
-
Canting
merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik.
Penggunaan canting adalah untuk menorehkan (melukiskan)
cairan malam agar terbentuk motif batik. Canting memiliki beberapa bagian
yaitu:
ü
Gagang
merupakan bagian canting yang berfungsi sebagai pegangan pembatik pada saat
menggunakan canting untuk mengambil cairan malam dari wajan, dan menorehkan
(melukiskan) cairan malam pada kain. Gagang biasanya terbuat dari kayu ringan.
ü
Nyamplung
(tangki kecil) merupakan bgian canting yang berfungsi sebagai wadah cairan
malam pada saat proses membatik. Nyamplung terbuat dari tembaga.
ü
Cucuk
atau carat merupakan bagian ujung canting dan memiliki lubang sebagai saluran
cairan malam dari nyamplung. Ukuran
beragam tergantung jenisnya. Cucuk tersebut terbuat dari tembaga.Kondisi
cucuk harus senantiasa berlubang, kalau tersumbat oleh cairan malam yang sudah
mengeras, cucuk dapat dilubangi lagi dengan cara mencelupkan di cairan panas
malam, sumbatan keras tersebut akan turut mencair kembali. Sedangkan bila
sumbatan belum mengeras maka pelubangannya dapat dipakai dengan bulu sapu
lantai.
§
Kuas
Pada umumnya kuas dipergunakan untuk melukis, dalam
proses membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi bidang
motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara
ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas
cat air, atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
§
Kompor Minyak Tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah
kompor yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar. Pembatik tradisional
biasanya menggunakan anglo atau keren. Anglo merupakan arang katu sebagai bahan
bakar. Kelemahan anglo/keren adalah asap yang ditimbulkannya berbeda dengan
kompor yang tidak seberapa menimbulkan asap.
Pilihlah kompor yang ukuran kecil saja, dengan diameter sekitar 13
cm,sesuai dengan besaran wajan yang digunakan. Pemanasan malam tidak
membutuhkan api yang cukup besar seperti kalau kita memasak di dapur.
§
Wajan
Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam.
Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan
kita mengangkatnya dari dan ke atas kompor.
Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar, wajan dengan diameter
kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan malam.
§
Gawangan
Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik
memegangi kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain
tersebut, yang disebut gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti
gawang sepakbola, terbuat dari kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan
dipindahkan.
Peralatan tersebut di atas sudah cukup memadai untuk kegiatan membatik
Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan pendukung lainnya seperti
saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan untuk
membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren.
Sekarang ini dengan adanya kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam
kegiatan membatik.
§
Nampan
Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan
mencelup kain dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang
sesuai dengan ukuran kain yang dibatik agar kain benar-benar tercelup
semuanya.
§
Panci
Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau tungku
dan untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih. Pilihlah ukuran
panci sesuai dengan ukuran kain yang dibatik
§
Sarung tangan
Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur bahan
pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna.
Selama penyiapan warna dan pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung
tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari bahan kimia yang berbahaya bagi
kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami (natural).
§ Sendok & Mangkuk
Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik untuk
mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam air. Selain itu juga diperlukan gelas untuk menakar air.
i.
Seni Kriya Ikat Celup (Tie Dye)
Tie Dye atau ikat celup pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu
menghias kain dengan cara diikat atau dalam bahasa Jawa dijumput sedikit,
dengan tali atau karet, dijelujur, dilipat, sampai kedap air, lalu dicelup
dengan pewarna batik. Setiap daerah mempunyai nama teknik dan corak yang
berbeda. Di Palembang dikenal sebagai pelangi dan cinde, di Jawa sebagai tritik
atau jumputan, di Banjarmasin sebagai sasarengan. Di Jawa dan Bali teknik celup
ikat ini sering dipadukan dengan teknik batik Dalam celup ikat, penggunaan
kain-kain dari serat yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula.
Kain yang tipis dapat diikat dengan simpul-simpul kecil, sehingga ragam hias
yang terbentuk juga lebih padat dan banyak. Makin tebal kain yang digunakan,
makan sedikit pula jumlah ikatan yang bisa dibuat, karena simpul akan menjadi
terlalu besar dan sulit untuk dikencangkan rapat-rapat. Akibatnya zat pewarna
dapat dengan mudah merembes masuk dan menghilangkan corak yang ingin
ditampilkan. Oleh karenanya kain-kain yang tebal biasanya menampilkan corak
yang besar pula.
Ada berbagai jenis kain yang baik dan banyak digunakan dalam teknik celup
ikat, yaitu kain katun dan sutera. Kedua jenis kain ini dengan kemampuan daya
serapnya, memudahkan proses pengikatan dan pencelupan. Sementara beberapa jenis
kain lainnya, seperti dari bahan rayon atau kain sintetis lainnya, proses celup
ikat agak sulit dilakukan karena sifat kain yang terlalu licin, atau keras atau
kurang memiliki daya serap.
Banyaknya celupan dan lamanya setiap perendaman tergantung pada hasil warna
yang diinginkan. Setelah pencelupan selesai, kain digantung atau ditiskan
sebentar agar tetesan cairan pewarna habis. Kemudian ikatan dibuka
dan kain dibentang, maka akan terlihat corak-corak yang terbentuk akibat
ikatan yang merintanginya dari pewarnaan. Warna dari corak-corak ini memiliki
gradasi warna sesuai dengan rembesan cairan pewarna saat pencelupan.
j.
Seni Rupa Murni
Seni
rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau
fine art adalah cabang seni rupa yang
terlepas dari unsur – unsur praktis yang lebih mengkhususkan diri pada
penciptaan karya seni berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.
· Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi
pada umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat
akrilik, atau bahan lainnya.
· Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga
dimensi. Patung dapat dibuat dari bahan batu alam, atau bahan-bahan industri
seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.
· Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan
dengan teknik cetak baik yang bersifat konvensional maupun melalui penggunaan
teknologi canggih. Teknik cetak konvensional antara lain :
-
Cetak
Tinggi ( Relief Print )
wood cut
print, wood engraving print, lino cut print, kolase print
-
Cetak
Dalam ( Intaglio )
dry point,
etsa, mizotint,sugartint
-
sablon
( silk screen )
Teknik Cetak
dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
· Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai
karya bebas yang tidak terikat pada bentuk
fungsional
k.
Sejarah
Seni Rupa Indonesia
Zaman
prasejarah juga disebut sebagai zaman sebelum ditemukannya kegiatan tulis
menulis yang digunakan untuk mencatat peristiwa – peristiwa penting dalam
peradaban manusia.
Suku
– suku bangsa di Nusantara pada zaman Prasejarah dikenal sebagai penganut
animisme dan dinamisme. Pada awalnya, bentuk
- bentuk persemayaman roh nenek moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk
sederna seperti lingga dan menhir, yaitu tugu batu yang menjulang tinggi
berbentuk hingga (tonggak batu berbentuk silinder dengan ujung tumpul).
Dibeberapa
tempat ditemukan guratan garis – garis pada menhir yang menyerupai mata,
hidung, mulut, tangan, lengan dan kaki. Menhir menurut dugaan para ahli adalah
bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat purba.
l.
Periode
Seni Rupa Hindu-Budda
Sejarah
peradaban masyarakat Nusantara kemudian dicatat semenjak datangnya agama Hindu
melalui pendirian kerajaan – kerajaan Hindu. Pendiri kerajaan – kerajaan
bercorak Hindu yang pertama berdiri di Nusantara ini diyakini berasal dari
India. Mereka adalah kerabat kerajaan yang enggan tunduk kepada Raja Ashoka
pada masa dinasti Chandragupta.
Motif
ukuran, selain menggambarkan bentuk, kadang – kadang juga berisi kisah. Antara
lain kehidupan para dewa, mitos kepahlawan,dll. Bukti sejarah peninggalannya
dapat dilihat pada relief candi Penataran (Blitar), Mendut, Prambanan,dll.
relief candi Prambanan menggambarkan cerita kijang mas jelmaan yang terkena panah
Sri Rama. Relief candi mendut mengisahkan Dewi Hartiti sewaktu mengasuh
anak-anaknya.
Terlepas
dari fungsinya, sebagai media penyembahan, patung-patung, relief,dll oleh masa
kejayaan Hindu dan Budha memiliki nilai seni yang tinggi dan menjadi bahan kajian
hingga sekarang.
m.
Periode
Seni Rupa Islam
Agama
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 14 telah membawa peradaban Arab dan
Persia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam bidang seni rupa, berbagai corak
seni yang dibawa oleh penyebar Agama Islam juga mulai masuk dan mengakar dalam
kehidupan masyarakat pemeluknya. Seni kaligrafi yang pada awal perkembangannya
merupakan bagian dari seni grafis telah berkembang sebagai karya seni yang
digunakan dalam berbagai medium.
Pada
seni arsitektur,pengaruh Islam sangat jelas terlihat pada bangunan masjid dan
makam – makam para tokoh/ulama besar yang tersebar di berbagai tempat seluruh
Nusantara. Karateristik arsitektur Islam ini tampak pada bentuk – bentuk
lengkungan setengah lingkaran yang terdapat pada pintu – pintu masjid, tiang –
tiang penyangga bangunan serta kubah.
n.
Periode
Seni Rupa Mutakhir Indonesia
Seni
rupa mutakhir masih menjadi bahan perbedaan/perdebatan. Hal ini disebabkan
eksistensi/keberadaan seni rupa ini masih dianggap bersifat eksperimental dan
belum mapan. Seni mutakhir ini adalah seni murni yang lebih banyak mengacu pada
konsep dan akibatnya daripada hasil karya secara keseluruhan.
Aliran
Happening Art sebagai bentuk proses
aktivitas seni yang mampu melibatkan banyak orang dalam proses perwujudannya.
Ada pula yang disebut Performance Art dan Intallation Art (seni instalasi). Seni
Instalasi kerap dipahami tak lebih dari sekedar pemandangan benda-benda yang
dipajang dengan cara yang ganjil
o.
Pameran Karya Seni Rupa
·
Kegunaan Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang
kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi siswa,
seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa pada umumnya.
Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya kepada
masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat,
dinilai, dikagumi, atau dikritik.
·
Jenis-Jenis Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan,
dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran
heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan
satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung,
pameran keramik dan lain sebagainya.
Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai
jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran
patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang
pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan
seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,
karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan,
patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya. Pameran
berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran
dapat dibedakan ke dalam :
-
Pameran
perorangan atau pameran tunggal
-
Pameran
kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau
satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan
kelompok
lainnya.
·
Manfaat pameran seni rupa di lingkungan sekolah
-
Meningkatkan
kemampuan berkarya
Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan
dilihat oleh masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan
karyanya yang terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah,
dan hal ini menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam
berkarya.
-
Dapat
melakukan penilaian / evaluasi
Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat
sejauh mana kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan
menjadi sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan
perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi ini
dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor.
Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti
orang tua siswa atau masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari
kesan pesan yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh
mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.
-
Sebagai
sarana apresiasi dan hiburan
Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau
evaluasi, kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi
di sini dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa
juga penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka,
melainkan suatu proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari
karya seni, dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni
sehingga nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga
diartikan sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat
merasakan kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton
film atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
-
Melatih
siswa untuk bermasyarakat
Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan,
melainkan kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan
pameran seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di sini
para siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai pendapat
orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya.
B.
SENI MUSIK
a.
Pengertian
Musik
1.
Jamalus
(1988)
Musik
adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan
struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.
2.
Rina
(2003)
Musik
merupakan salah satu cabang kesenian yang pengungkapannya dilakukan melalui
suara atau bunyi-bunyian.
3.
Prier
(1991) setuju dengan pendapat Aristoteles bahwa musik merupakan curahan
kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam suatu
rentetan suara (melodi) yang berirama.
4.
Menurut
ahli perkamusan (lexicographer)
Musik
ialah: ”Ilmu dan seni dari kombinasi ritmis nada-nada,vokal maupun
instrumental, yang melibatkan melodi dan harmoni untuk mengekspresikan apa saja
yang memungkinkan, namun khususnya bersifat emosional”
5.
Musik
adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya
b.
Vocal
adalah musik yang dibunyikan oleh suara manusia, didalamnya termasuk bersiul
dan bersenandung. Vocal dibagi menjadi 3 jenis suara, antara lain :
·
Jenis
suara wanita
Terbagi
atas jenis suara wanita tinggi (sopran), suara wanita sedang (mezzo sopran),
dan jenis suara wanita renda (alto).
·
Jenis
suara pria
Terbagi
atas suara pria tinggi (tenor), suara pria sedang (bariton) dan suara pria
rendah (bass)
·
Jenis
suara anak – anak
Terbagi
atas suara anak – anak tinggi dan suara anak – anak rendah
c.
Sejarah
Musik Klasik
1.
Era
Kuno (Antiquity) (- 500)
Lahir tidak hanya dari bangsa Eropa, namun dari Timur
Tengah dan Mesir Kuno yang meninggalkan gaya menyanyi silabis dan melismatis
hingga kini tetap digunakan di seluruh dunia. Di Era Kuno, Yunani Kuno juga
masuk Negara yang ikut mengukir sejarah musik ini. Di Yunani Kuno sudah
mengenal penalaan nada, memilih instrumen musik, mencipta modus dan
ritme-ritme, Ahli matematik Pythagoras orang pertama yang meneliti
perbandingan-perbandingan getaran dawai dan menetapkan urutan nada-nada yang
hingga kini menjadi dasar sistem musik diatonik. Romawi Kuno memberikan
sumbangan sejarah berupa Tangga nada diatonik (tujuh nada) dijadikan standar
menggantikan struktur-struktur kromatik dan enharmonik dari sistem musik
Yunani.
2.
Era
Abad Pertengahan (Medieval Era) 600-1450
Seni untuk pelayanan gereja, musik untuk keperluan
ibadat, sebagai alat utama untuk memahami karya-karya Tuhan (menurut ajaran
Kristen)
mengembangkan modus-modus gereja sebagai sistem tangga
nada yang hingga kini masih digunakan dalam berbagai peribadatan Kristen
Standarisasi dalam berbagai lapangan pengetahuan juga terjadi
dalam musik, diantaranya sistem menyanyi SOLMISASI (rancangan Guido d’Arezzo
seorang biarawan dan teoretikus musik). Pemimpin gereja Paus Gregorius I
mengatur penggunaan lagu-lagu pujian untuk peribadatan gereja yang dikenal
dengan Gregorian chant. Gaya polifoni
sebagai teknologi komposisi yang menggabungkan dua alur melodi atau lebih
memperkaya rasa keindahan musikal dibandingkan gaya monofon sebelumnya dan
cikal-bakal harmoni.
3.
Era
Renaisans (1450-1600)
Berkembang di Italia dan Eropa Utara. Berwatak klasik,
pengekangan, menahan diri, dan kalem. Renaisans dapat diartikan sebagai periode
dalam Sejarah Eropa Barat dimana manusia mulai melakukan eksplorasi terhadap
dunia, baik melalui perjalanan atau penjelajahan ke Timur maupun ke Selatan
belahan bumi, tetapi mereka juga gemar mengembangkan ilmu pengetahuan dan
kesenian. Oleh karena pikiran manusia menjadi semakin bebas, maka musik sekuler
mulai muncul dan berkembang pula musik-musik instrumental yang semula kurang
mendapatkan tempat di lingkungan tradisi gereja. Tetapi musik gereja tetap
sangat penting dan gaya polifonik vokal sangat berkembang pada periode ini.
Komposer-komposer terpenting ialah Josquin des Prés, Orlandus Lassus, William
Byrd, dan Giovanni Pierluigi da Palestrina.
4.
Era
Barok & Rokoko (1600-1750) : Musik Terbatas
Ciri – cirinya :
-
Melodi
cenderung lincah
-
Banyak
menggunakan ornament
-
Ada
dinamika keras (forte), lunak (piano)
-
Harmoni
dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapunk)
-
Bentuk
vocalnya disebut Seriosa
Tokoh :
Johann Sebastian Bach
5.
Era
Klasik (1750-1820)
-
Ornament
di batasi
-
Ada
beberapa peralihan tempo accelerando dan ritardando
-
Ada
peralihan dinamik crescendo dan decrescendo
-
Harmoni
tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik)
Tokoh :
Wolfgang Amadeus Mozart
6.
Era
Romantik (1820-1900)
Bersifat ekspresif untuk mengungkapkan perasaan yang
subjektif, bukan sekedar untuk keindahan
Ciri – cirinya :
-
Tidak
ada ornament
-
Melodi
seakan berkomunikasi
-
Harmoni
bervariasi
-
Penggunaan
dinamik dan tempo bervariasi
Tokoh :
Johannes Brahms, Frederic Chopin, Franz Schubert
7.
Kontemporer
Klasik (Akhir Abad ke 19)
Disebut kontemporer klasik hanya untuk membedakan dengan
musik kontemporer. Istilah ini tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya.
Kontemporer berarti sesuai dengan jamannya. Namun, kenyataannya justru
merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan popularitas zamannya.
Sifat musik :
-
Impresionis/tidak
dibatasi oleh aturan untuk keindahan, atau mengekspresikan perasaan. Namun,
lebih sering mengalun sekehendak mood komposernya
-
Banyak
menggunakan modulasi (perubahan nada dasar)
-
Ada
perubahan komposisi instrument
-
Dinamik
dan tempo dengan variasi tak lazim
-
Harmoni
lepas diri dari system tonal (pengelompokan tingkat akor)
Tokohnya :
Claude Debussy, George Gershwin
d.
Jenis-Jenis
Musik Populer :
1.
Rock
Ciri – cirinya :
-
Wilayah
nada luas dari nada rendah hingga tinggi
-
Kekuatan
musik pada dinamika aransemen
-
Lagu
kadang sulit disenandungkan
-
Lirik
lagu cenderung ekspresif
-
Tempo
bisa lambat bisa cepat
-
Harmoni
bisa sangat rumit
-
Beat
cenderung keras
2.
Jazz
Ciri – cirinya :
- Vocal dan lirik cenderung dianggap bagian dari bunyi
instrument, sehingga kesan dukungan melodi dan harmoni terhadap ekspresi sangat
kuat
- Harmoni rumit, memiliki tonalitas yang luas, sehingga
kadang berkesan sumbang sering terjadi modulasi
- Ritme melodi cenderung improvisasi
3.
Dance
Ciri –
cirinya :
- Ritme, Melodi, Harmoni Cenderung Sederhana
- Beat Keras, Konstan Dan Bertempo Sedang, Sesuai Untuk
Senam Atau Tari
- Lirik Tidak Terlalu Penting Karena Cenderung Untuk
Mengekspresikan Gerak, Bukan Perasaan
4.
Latin
Ciri –
cirinya :
- Beat konstan, dengan berbagai variasi bunyi perkusi,
sesuai untuk tari
- Memiliki ciri khas yang bervariasi pada setiap stylenya
- Melodi dan harmoni cenderung sederhana
e.
Musik
Kontemporer :
Ciri – ciri
-
Tekstur
warna bunyi bisa heterogen ataupun homogeny
-
Notasi
musik berupa symbol/tanda yang hanya dimengerti oleh pemusik
-
Musik
memiliki kecenderungan improvisasi mengikuti mood pemusik
-
Bunyi
yang dikomposisikan tidak terlalu berasal dari instrument musik
-
Musik
bisa memiliki melodi atau hanya komposisi ritmis
-
Melodi
dan harmoni tidak selalu mengikuti system tonal
-
Tidak
dibatasi pada satu jenis tangga nada
-
Tidak
terikat pada satu jenis birama
-
Dinamik
dan tempo bervariasi
Contoh :
Kua Etnika (Djaduk
Ferianto) Jogjakarta, Sinten Remen (Djaduk Ferianto) Jogjakarta, Herry Roesly
(Jakarta)
f.
Klasifikasi
Alat Musik Menurut Curt Suchs Dan Hornbostel :
1.
|
Aerophone
|
:
|
Udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik
itu sebagai penyebab bunyi
|
Contoh : recorder, seruling, saxsophone
|
|||
2.
|
Membranophone
|
:
|
Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai
penyebab bunyi
|
Contoh : gendang, conga, drum
|
|||
3.
|
Idiophone
|
:
|
Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi
|
Contoh : triangle, cabaza, marakas
|
|||
4.
|
Chordophone
|
:
|
Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi
|
Contoh : piano, gitar, mandolin
|
|||
5.
|
Electrophone
|
:
|
Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu atau
disebabkan adanya daya listrik
|
Contoh : Keyboard
|
f.
Pengertian
Karawitan
Karawitan berasal dari kata : ka – rawit – an, rawit
artinya halus
1.
Karawitan
menurut arti katanya adalah Kehalusan
2.
Karawitan
menurut arti luas adalah Musik
3.
Karawitan
menurut arti khusus adalah seni suara gamelan yang berlaraskan pelog slendro
g.
Pengertian
Suara, Desah, dan Nada
1.
Suara
(Swabawa) : Sesuatu yang kita ketahui sumber bunyinya
2.
Desah
: Sesuatu yang tidak kita ketahui sumber bunyinya
3.
Nada : Suara yang tertentu dan mempunyai jumlah getaran
tiap
detik
h.
Laras
1.
Menurut
arti khususnya, Laras adalah : Enak didengar/indah
2.
Menurut
arti luasnya, Laras adalah : Urut-urutan nada dalam satu gembyangan yang tertentu tinggi rendahnya dan tertentu banyaknya.
Menggembyang
adalah bila kita menabuh dengan
dua kanan kiri bersama dengan atara 4 nada (mengapit)
Contoh : 123561
Laras Gamelan Jawa memiliki 5 Nada
Satu Gembyangan (1 Oktav) adalah 1200/Centi suara
Tiap satu nada yang satu dengan yang lain mempunyai nada
antara atau yang biasa disebut Sruti/Interval
Untuk mencatat suatu seni suara dalam karawitan,
digunakan Titi Laras atau Titi Nada
i.
Titi
Latas/Titi Nada
Dibagi menjadi 2
1.
Titi
Laras berdasarkan laras:
Adalah
titi laras tidak ditentukan oleh frekwensi (banyaknya getaran tiap detik)
tetapi ditentukan oleh unda usuk atau perbandingan
Menurut
Ki Hajar Dewantara, tonika yang dipergunakan sebagai dasar adalah : 1 2 3 4 5 1
untuk laras Pelog dan Slendro, beliau menamakan titi laras “Sari Swara”
Menurut
Bpk. Mahyar Kusumadinata (Bandung) cara membaca titi laras adalah : do ; mi ; na ; ti ; la.
2.
Menurut
R T Wreksodiningrat membuat system titi laras berdasarkan bilahan gamelan,
yaitu : 1 2 3 4 5 6 7
Cara
ini dinamakan Sistim KEPATIHAN. Cara ini masih dipergunakan sampai sekarang
Sistim
Kepatihan, meliputi :
a)
Menabuh
Gamelan, meliputi :
- Cara menabuh
- Pembagian tugas tiap ricikan
- Koposisi gending/lagu
- Catatan titi laras gending
b)
Seni
Suara
- Lagu dolanan
- Tembang/sekar
- Gerong/bawa
j.
Gamelan
Ricikan Gamelan adalah satuan dari
alat-alat gamelan yang ditabuh
Ricikan Kendang adalah Sebuah
Kendang
Nama-Nama Ricikan Gamelan :
1.
Rebab
Hanya
satu jenis saja. Untuk keperluan dua perangkat gamelan pelog dan slendro
dibutuhkan dua buah rebab (satu untuk slendro dan satunya untuk pelog)
2.
Kendang
Ada
4 macam, yaitu :
a.
Kendang
Ageng/Kendang Gendhing dengan diameter 45 cm
b.
Kendang
Wayangan dengan diameter 40 cm
c.
Kendang
Batangan (Kendang Ciblon) dengan diameter 33 cm
d.
Kendang
Ketipung dengan diameter 25 cm
3.
Gender
Barung
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk gender Slendro
- Satu untuk gender Pelog Nem
- Satu untuk gender Pelog Barang
4.
Gender
Penerus
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai tiga buah gender, yaitu :
- Satu untuk gender Slendro
- Satu untuk gender Pelog Nem
- Satu untuk gender Pelog Barang
5.
Bonang Barung
Tiap
gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan bonang barung Slendro
- Satu ricikan bonang barung Pelog
6.
Bonang
Penerus
Tiap
gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah bonang barung :
- Satu ricikan bonang barung Slendro
- Satu ricikan bonang barung Pelog
7.
Saron
Barung
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
8.
Saron
Penerus
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
9.
Demung
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
10.
Slentem
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai dua ricikan,
- Satu untuk laras slendro
- Satu untuk laras pelog
11.
Kenong
Tiap
gamelan slendro dan pelog mempunyai 10 pencon kenong
- 5 Pencon kenong slendro, yaitu bernada : 2 3 5 6 1
- 5 Pencon kenong pelog, yaitu bernada : 2 3 5 6 7
12.
Kempul
Tiap
gamelan mempunyai kempul komplit slendro/pelog 10 buah
- 5 buah laras slendro
- 5 buah laras pelog
13.
Ketuk
dan Kempyang
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah ketuk dan 2 buah kempyang. Untuk
ketuk slendro larasnya 2, untuk ketuk pelog larasya 6
14.
Clempung
Tiap
gamelan slendro dan pelog, mempunyai 2 buah clempung, yaitu :
1
untuk laras slendro dan 1 untuk laras pelog
15.
Siter
untuk
gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2
bentuknya
seperti clempung, namun bentuknya lebih
kecil
16.
Siter
Penerus
untuk
gamelan slendro dan pelog, jumlah siter ada 2, Bentuknya lebih kecil lagi.
Nadanya 1 oktav lebih kecil dari siter
17.
Gambang
Tiap
gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah gambang, yaitu gambang slendro dan
gambang pelog
18.
Suling
Tiap
gamelan slendro dan pelog mempunyai 2 buah suling, yaitu suling slendro dan
suling pelog
19.
Gong
Gamelan
Slendro dan Pelog mempunyai 3 buah gong
k.
Pengertian
Dalam Gamelan
1.
Gamelan
Seperangkat
Gamelan
laras slendro atau pelog yang komplit ricikannya
2.
Gamelan
Sepangkon
2
Perangkat gamelan Slendro dan Pelog
3.
Gangsa
Gamelan
yang dibuat dari bahan tembaga dicampur dengan timah
4.
Sengganen
Gamelan
yang dibuat dari bahan plat-plat besi atau kuningan
5.
Wilahan
Bagian
dari ricikan gamelan yang dibuat dari logam atau kayu yang berbentuk bilah
6.
Plangkan
Bagian
dari ricikan gamelan yang dibuat dari pada kayu yang dapat diperinci sebagai
berikut
a.
Rancakan
:
Plangkan
pada bonang dan kenong
b.
Pangkon
:
Plangkan
pada demung, saron barung dan penerus
c.
Grobokan
:
Plangkan
pada gender dan slentem
d.
Gayor
:
Plangkan
untuk menggantungkan kempul dan gong
7.
Pluntur
Tali
– tali pada gender, bonang, slentem, dan lain-lain
8.
Klante
Tali-tali pada kenong, kempul dan gong
C.
SENI TARI
a.
Pengertian
Tari
-
Haukin
menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang
simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta
-
Soedarsono
menyatakan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak
ritmis yang indah
-
Soeryodiningrat
menyatakan bahwa tari merupakan gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi
musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari
-
Tari
merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah
tubuh
b.
Unsur
Pokok Tari
1.
Gerak
Elemen pokok tari adalah gerak. Rudolf Laban pakar tari kreatif menyatakan
bahwa gerak merupakan fungsional dari Body ( gerak bagian
kepala, kaki, tangan, badan), space (ruang gerak yang terdiri dari level,
jarak, atau tingkatan gerak), time (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan
sikap, posisi, dan kedudukan), dinamyc (kualitas gerak menyangkut kuat,lemah,
elastis dan penekanan gerakan).
Berpijak kepada pendapat di atas, tari terdiri dari unsur gerak sebagai
unsur utama, ruang, waktu, dan tenaga. Fungsi gerak yang dihasilkan oleh
tubuh manusia pada dasarnya dapat dibedakan menjadi gerak keseharian,
olah raga, gerak bermain, bekerja, dan gerak sehari-hari. Pada khususnya,
tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak dalam tari
merupakan gerak yang sudah distilisasi atau distorsi.
2.
Motif
Gerak Tari
3.
Motif
Gerak Tari Berpasangan Atau Kelompok
4.
Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ruang dalam tari mencakup semua gerak
yang diungkapkan oleh seorang penari terbentuk melalui perpindahan gerak tubuh,
posisi yang tepat dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang bersentuhan langsung dengan penari. Ruang gerak penari merupakan
batas paling jauh yang dapat dijangkau penari. Di sisi lain,
ruang menjadi salah satu bentuk dari imajinasi penari dalam mengolah ruang
gerak menjadi bagian yang berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
5.
Tenaga
Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Disain adalah gambaran yang
jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang secara utuh. Bentuk ruang gerak
penari digambarkan secara bermakna ke dalam; desain atas dan disain lantai (La
Meri: 1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan penari
dalam ruang yang dilewati penari. Gerak tari yang diperagakan menunjukan
intensitas gerak yang dapat menjadi salah satu indikasi. Tenaga yang diwujudkan
oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Hal ini dapat tercermin pada
tenaga yang disalurkan oleh penghasil gerak dalam mengisi gerak menjadi
dinamis, berkekuatan, berisi, dan menjadi anti klimak dari tensi dan relaksasi
gerak secara keseluruhan.
6.
Ekspresi
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui tubuh ke dalam
aktivitas pengalaman seseorang, selanjutnya dikomunikasikan pada penonton/pengamat
menjadi bentuk gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang
dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut menentukan
penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan, desakan jiwa, ekspresi
jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
7.
Iringan
Tari
Iringan dan tari adalah pasangan yang serasi dalam
membentuk kesan sebuah tarian. Keduanya seiring dan sejalan, sehingga
hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak lebih teratur dan ritmis.
Musik yang dinamis dapat menggugah suasana, sehingga mampu membuat penonton
memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari sehingga komunikatif. Musik dalam tari
memberi keselarasan, keserasian, keseimbangan yang terpadu melalui alunan
keras-lembut, cepat-lambat
melodi lagu. Pada dasarnya tari membutuhkan iringan
sebagai pengatur
gerak.
c.
Tari Berdasarkan Konsep Garapan
1.
Tari
Tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam
kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun menurun
melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup
panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari jenis ini biasanya
memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style yang
dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama.
Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung biasanya
sangat diyakini atas kemasyalakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini
ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan
kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang bersangkutan
memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang dapat
menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai tarian tersebut. Dengan
demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin pribadinya.
a)
Tari
Primitif
Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Tarian ini lebih menekankan tari yang
memuja roh para leluhur. Pada jaman ini jenis tarian ini sudah mulai tidak
kedengaran lagi gaungnya.
b)
Tari
Rakyat
Tari-tarian yang disebut pada bab ini adalah tarian yang hingá kini berkembang
di Daerah yang bersangkutan. Masalah pembagian apakah
termasuk fungsi dan peran yang dimiliki tidak diperhitungkan.
-
Aceh
dan Sumatra Utara kental imbas pengaruh Melayu. Ciri dan
bentuk tari lebih dekat ke rumpun tari Melayu. Pengaruh
agama Islam yang kuat. Gerakan tarinya lincah dan gesit,namun tidak ekspresif.
Pakaian menutup semua anggota badan (aurat) dan iringan menggunakan alat musik
sederhana dengan tepukan tangan sebagai pelengkap instrument.
Misalnya : Daerah Sumatra Utara (Sumut) tari Tor-tor
gerak merapatkan dan mengembangkan ke dua telapak tangan sambil bergerak di
tempat dan geser kaki, Tari Cawan dengan membawa cewan di atas kepala. Tari
Serampang Dua belas dengan gerak berpasangan muda mudi yang sedang berdendang.
Tari Manduda, Tari Kain, Tari Andungandung, Tari Angguk, Tari Tari Mainang
Pulau Kampai, Tari Baluse, Tari Tononiha, Tari Terang Bulan, Tari Pisu Suri,
Tari Baina, Tari Tari Barampek, Tari Basiram Tari Bulang Jagar, Tari Buyut
Managan Sihala, Tari Cikecur, Tari Kapri, Tari Karambik dll.
-
Bali
Mempunyai sifat gerak dan iringan yang mengesankan.
Gerakan tari tegas dan ekspresif. Semua anggota badan digunakan untuk
mengekspresikan makna dan misi tari sehingga terkesan sakral.
Penari Pria menggunakan celana panjang sampai lutut yang
dibalut kain warna cerah atau kotak – kotak hitam putih, dan ikat kepala atau
kuluk bersulam benang emas. Penari wanita menggunakan kebaya panjang, berbalut
selendang sampai dada dan memakai hiasan kepala
-
Sulawesi
Didominasi oleh penari wanita yang memiliki perwatakan
lembut. Iringan kontras menggebu-gebu terutama instrument gendang yang
dimainkan oleh seorang penari. Pakaiannya baju kurung dan ikat pinggang
keemasan.
-
Jawa
dan Sunda
Teknik tari Jawa dan Sunda meliputi hal-hal sebagai
berikut :
§
Semangat
bathin yang member kekuatan gerak, daya tahan dan kemantapan ekspresi
§
Sadar
akan harga diri,yang memancarkan keagungan, kewibawaan,
berisi,kepastian,keberhasilan dan kesempurnaan sikap
§
Kemanunggalan
lahir bathin, pemusatan kendali ekspresi kepribadian yang bulat
§
Kukuh
tak bergeming dari kemantapan, tak goyah atas segala gangguan
c)
Tari
Klasik adalah tari yang berkembang di kerajaan-kerajaan yang
telah ada di Indonesia. Puncak tari klasik terdapat pada kerajaan di
Indonesia khususnya di yogyakarta, Surakarta, Kasepuhan Cirebon,
kerajaanbone, Kerajaan Mataram Kuno, dan Kerajaan Klungkung di Bali.
Tari Non Tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah
ada seperti tari tradisional. Tari jenis ini tari pembaruan. Tari nontradisional
lebih mengungkapkan gaya pribadi. Contoh tarinya adalah tari karya Didik nini
towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Tari karya Bagong Kussudihardjo
misalnya tari yapong, wira pertiwi. Karya Wiwik Widyastuti tari cantik, tari
karya Abdul rochem tari Gitek balen, tari nandak ganjen karya Entong sukirman
dll.
d.
Fungsi
Tari
a)
Tari
Sebagai Sarana Upacara
Ciri
– ciri :
1.
Hidup
dan berkembang dalam tradisi yang kuat, sebagai sarana untuk persembahan
2.
Sebagai
sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat sakral,
3.
Bersifat
kebersamaan dan diulang-ulang.
Misalnya :
-
Upacara
maju perang : Mandau (Kalimantan)
-
Upacara
panen : tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan tari Manimbon (Toraja)
-
Upacara
khitanan : tari Sisingaan (Jawa Barat), tari Jaran Buto (Blitar)
-
Upacara
mengusir roh atau mengusir penyakit : tari Sang Hyang (Bali), tari Mabugi
(Toraja)
-
Upacara
menjemput tamu : tari Reyog Ponorogo, tari Reyog Dodog (Tulungagung), tari
Pendet (Bali), tari Cakalele (Maluku)
b)
Tari
Sebagai Sarana Hiburan
Ciri
– ciri :
1.
Mood
yang bergembira ria
2.
Unsur
gerak sederhana dan bebas
3.
Pakaian
bebas
4.
Mudah
melibatkan peserta lainnya
5.
Relatif
mudah dipelajari
Contoh :
Tayub (Jawa Tengah & Jawa Timur), Ketuk Tilu (Jawa
Barat), Gandrung (Banyuwangi), dll
c)
Tari
Sebagai Sarana Seni Pertunjukan
Ciri
– ciri :
1.
Pola
garapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan
2.
Adanya
faktor imajinatif/kreativitas
3.
Adanya
Ide yang mengandung dan mengarah pada bentuk pementasan yang professional
4.
Lokasi
pementasan berada ditempat yang khusus
Contoh
:
Tari
Gambyong (Surakarta), Golek (Yogyakarta), dll
e.
Beberapa
tarian daerah di Nusantara
·
Serampang
dua belas
Menggunakan irama samba, tempo cepat, teknik tarian ini
menunjukkan kelembutan. Yang terasa dalam langkah dan penampakan kaki. Arah
geraknya vertikal.
·
Jaipongan
Menggunakan irama gendang, pencak sunda. Diperkuat dengan
musik tanjidor. Teknik Jaipongan menitik beratkan pada langkah kaki. Gerak
pinggul merupakan penyedap.
·
Ngrema
(rema)
Tarian khas Jawa Timur. Kerincing pada pergelaran kaki
adalah khas yang merupakan bagian dari teknik tarian ini. Penari tidak hanya
menari namun juga harus menyanyi “blenderan Surabayan”. Tarian ini pada awalnya
adalah tari tunggal.
f.
Beberapa
Koreografer Tari Indonesia
1.
S.D.
Humardani (1923-1983) Sering dijuluki : Sang pendobrak seni tradisi, sang
gladiator, Begawan seni tradisi, budayawan.
Hasil karyanya : Pemadatan Tari Bedoyo, Srimpi Dan
Gambyong. Sendratari ronggolawe gugur. Babad Pajang. Sketsa III
2.
Tjetje
Soemantri (1891 – 1963), pengubah peta tari Sunda.
Hasil karyanya : tari Dewi, tari Anjasmoro, Topeng Menak
Jinggo, dll
3.
R.I.
Sasmito Mardono, mengembangkan tari menak gaya Yogyakarta
Hasil karyanya : tari Golek Ayun-Ayun, Beksan Menak
Umarmoyo Umarmadi, dari golek tinembe
4.
Bagong
Kussudiardjo
Tokoh
tari kreasi baru yang telah menciptakan idiom-idiom gerak baru yang lebih mudah
menembus perasaan. Selain koreografer, beliau juga sebagai pelukis.
5.
Sardono
W.Kusumo
Terkenal
dengan jenis – jenis tarian yang mencoba menggunakan si penari dengan
lingkungan sebagai instrument pernyataan tari. Sehingga beliau paling jauh
melangkah mencari bentuk yang baru. Beliau lebih mengutamakan gerak daripada
titik- titik henti berupa pose-pose
6.
Hurijah Adam
Berasal
dari Sumatra. Beliau lebih menekankan pada kreasi music – musiknya. Terutama
pada pencak Minang, dan mengolah bungo – bungo pencak menjadi tari
mas izin ambil materinya, mau tak share di blogku
BalasHapusnice
BalasHapusini seni budaya kur 13 kan pak?
BalasHapusNice
BalasHapusGood
BalasHapusTrms kak... Sangat membantu
BalasHapusTERIMA KASIH
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusTerima kasih kang sangat membantu
BalasHapusTerlalu panjang gan,
BalasHapusKampret, ribet bener
BalasHapusWkwkkwkw mumet liatnya
BalasHapusMakasih
BalasHapussangat membantu
BalasHapusAstafirullah tugas numpuk
BalasHapusYa Alloh nulis nya banyak banget😤
BalasHapusMampus ni suruh nulis🥴
BalasHapusHadeuhhhhh
BalasHapusPanjang amat dah🙃
BalasHapusSabaarrr 😂
HapusTerimakasih, semangat kawan.. 😇
BalasHapusMakasih :)
BalasHapusTulis terus sampai mampus🤪🤪🤪,@rasyidfingerstyle
BalasHapus😅dh lh bosen oe
BalasHapusPanjang banget yallahðŸ˜
BalasHapusCepet kelar nggak ini tulisanya duhh🙂
BalasHapusRangkuman ko banyak
BalasHapusNamanya rangkuman ya intinya aja coy
Gausa semua u tulis
Mantap kamu nia
HapusAstagfirullah sangat banyak ya :)
BalasHapusRip my hand
BalasHapusRip my hand
BalasHapusRipp my hand
BalasHapusTarik sis?,,,itu rangkuman apa jalan raya panjang amat!
BalasHapusDpt tgs dri guru tadi pagi, tenggat nya sampek besok jm 20.00.
BalasHapusPas udh buka link nya , Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah Astaghfirullah banyak bgt:v
Astaghfirullah
BalasHapus